Sudah menjadi rahasia umum bahwa keberadaan wanita malam yang mangkal di sepanjang jalur simpang tiga Cilegon menjadi primadona bagi para pria hidung belang yang berdompet cekak maupun tebal, dari warga lokal maupun ekspatriat warga Korea terlebih lagi dengan banyaknya proyek yang melibatkan warga asing. Wanita malam tersebut seakan menjadi pemuas dahaga bagi mereka yang tinggal di Kota Cilegon yang panas terik ini.
Pantauan bidikbanten.com di sepanjang jalur protokol simpang tiga Cilegon, pada pukul 21.00 WIB, satu persatu kupu – kupu malam tersebut hilir mudik di lokasi tersebut. Mereka berjejer duduk di warung – warung kecil trotoar pinggiran jalan depan masjid Al – Hadid, ataupun di warung seberang tepatnya di belakang pos penjagaan Polisi. Mereka duduk dengan santai layaknya penumpang yang sedang menunggu angkutan umum, padahal mereka menunggu “pasien” yang ingin menyalurkan birahinya.
Sinta (40th) wanita asal Indramayu yang berprofesi sebagai wanita malam yang sempat berbincang dengan bidikbanten.com mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah wanita malam di simpang tiga terus bertambah. “oalah mas, sekarang aku banyak saingan, nambah lagi cewe yang mangkal di sini,” tuturnya. Ia menambahkan saat ini wanita malam yang mangkal di kawasan tersebut berkisar antara 20 Orang.
Para penumpang yang sedang menunggu bis, dan pejalan kaki yang melintas di sepanjang jalan itu merasa risih melihat para wanita berdandan menor, berkerumun sambil merokok di warung yang minim lampu penerangan tersebut. “saya risih melihatnya, simpang tiga kan ikon Cilegon, Masa’ banyak jablainya,” kata andri warga yang kebetulan sedang melintas. “ disini kan kalo malem tempat nunggu bis , gimana nanti pandangan orang luar daerah terhadap Cilegon, bisa – bisa Cilegon di cap jelek,” imbuhnya.
Melihat jumlah wanita malam yang terus menjamur pada setiap tahunnya di simpang tiga Cilegon, hendaknya Pemerintah Kota Cilegon harus melakukan penertiban secara serius untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dalam hal ini penertiban harus dilakukan secara berulang – ulang serta membedah persoalan hingga ke akar –akarny dan mengupayakan pembinaan terhadap wanita malam hingga tuntas, jangan hanya seremonial belaka, Seperti yang dituturkan oleh Habib, warga sumampir yang berprofesi sebagai pengajar.
”Dengan banyaknya wanita malam yang berkeliaran disepanjang jalur ini, akan menyebabkan tempat tersebut rawan konflik, hal yang jamak dilakukan oleh lelaki hidung belang sebelum bertransaksi dengan wanita malam adalah menenggak minuman keras. Pikiran seseorang yang sudah dipengaruhi minuman keras berpotensi melakukan tindak kekerasan” terangnya.
Selain itu, kerumunan pengamen yang bergerombol di tempat menunggu bis di simpang tiga Cilegon pada malam hari cukup meresahkan calon penumpang dan warga sekitar. Keberadaan mereka kerap kali meresahkan para pengguna jasa angkutan yang hendak bepergian, bukan itu saja potret buram kota yang sempat menyandang kota “santri” ini, tapi juga persoalan kriminalitas seperti banyaknya para pencopet yang berkeliaran disepanjang jalur tersebut mewarnai aktifitas malam disepanjang jalur protokol simpang tiga Cilegon.
(Dodi Ansyah/BBO)